Mr Mustache’s Business – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan Industri Kecil Menengah (IKM) sulit masuk ritel modern domestik. Padahal, IKM berpotensi menembus pasar global.
Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Yedi Sabaryad mengatakan IKM sulit masuk ritel modern domestik karena tak memenuhi standar yang ditetapkan misalnya terkait kemasan.
“Contoh Indomaret, itu tidak mudah bisa masuk Indomaret. Nah selain itu juga, tadi saya sudah sampaikan terkait kemasan juga, branding juga,” kata Yedi dalam media briefing di Kemenperin, Jumat (14/6).
Selain itu, banyak IKM yang ragu untuk memasukkan produknya ke ritel modern sebab tidak menerima pembayaran secara langsung padahal produknya sudah dipasok ke ritel.
“Ada IKM juga yang nekat di mana kebetulan dia dapat dibayar di muka, jadi bayar lunas di depan. Jadinya teman-teman retail bayar, produk ada,” katanya.
Ia menambahkan produk IKM yang dipasok ke ritel dan diekspor memang berbeda kemasannya. Produk untuk ritel katanya harus memiliki kemasan yang baik. Sementara produk yang diekspor sebagian besar bentuknya bulky atau dalam kondisi bal-balan sehingga tidak perlu kemasan yang cukup baik.
Produk yang diekspor juga biasanya merupakan bahan baku.
“Misalnya seperti tepung tapioka atau lebih intermediate product, digunakan lagi sebagai bahan baku di sana. Misalkan gula semut atau gula aren atau gula organik, itu tidak dikemas yang bagus-bagus kayak di retail kita. Dia bentuknya bulky karena digunakan sebagai bahan baku industri di negara itu jual,” katanya.