Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2025. Tindakan ini menjadi sorotan karena meskipun terdapat tantangan ekonomi global dan domestik, BI memilih untuk tidak mengubah suku bunga acuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.
1. Stabilitas Inflasi
Salah satu alasan utama BI mempertahankan suku bunga adalah untuk menjaga stabilitas inflasi. Inflasi di Indonesia menunjukkan tren yang terkendali, dengan tingkat inflasi yang berada dalam kisaran target 2-4% yang ditetapkan oleh pemerintah. BI berpendapat bahwa dengan suku bunga acuan yang ada, inflasi dapat tetap terjaga pada level yang moderat, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.
2. Pemulihan Ekonomi Global
Perekonomian global yang masih dalam proses pemulihan pasca-pandemi juga menjadi pertimbangan BI dalam mengambil keputusan ini. Meskipun ada kekhawatiran terkait resesi global, BI memilih untuk tidak terlalu cepat mengambil langkah yang dapat membebani pertumbuhan ekonomi domestik. Dengan suku bunga yang tetap, BI berharap dapat memberi ruang bagi sektor-sektor yang membutuhkan dukungan dalam proses pemulihan.
3. Pengaruh dari Kebijakan Moneter Global
Keputusan BI ini juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral negara-negara besar, seperti The Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat. Meskipun The Fed telah menaikkan suku bunga dalam beberapa kesempatan untuk mengendalikan inflasi di AS, BI memilih untuk menjaga suku bunga di level yang lebih stabil agar tidak terlalu banyak memberi dampak negatif pada arus modal asing dan stabilitas pasar keuangan Indonesia.
4. Ketahanan Rupiah
Selain inflasi, BI juga mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Dengan mempertahankan suku bunga acuan, BI berusaha untuk mendukung ketahanan rupiah agar tetap stabil. Nilai tukar rupiah yang kuat dapat memberikan keuntungan pada sektor ekspor dan menjaga harga impor tetap terkendali.
5. Arah Kebijakan Ekonomi Pemerintah
Keputusan BI ini juga sejalan dengan kebijakan ekonomi pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan sektor riil, seperti infrastruktur, investasi, dan konsumsi domestik. Dengan suku bunga yang stabil, diharapkan sektor-sektor tersebut dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia.
Dengan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%, BI berharap dapat menjaga keseimbangan antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. Keputusan ini mencerminkan kehati-hatian Bank Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik yang masih belum pasti. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi untuk memastikan bahwa kebijakan moneter yang diterapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.