Kolaborasi antara akademia dan badan usaha milik negara (BUMN) berperan penting dalam mencapai kesetimbangan fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Inisiatif tersebut ditekankan dalam diskusi panel menyambut Dies Natalis ke-36 Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) dengan tema “Kesetimbangan Fungsi Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Studi Kasus BUMN”.
Guru Besar FEB UI dan Kepala Program MM, Rofikoh Rokhim, menekankan bahwa pada era saat ini, BUMN harus berperan sebagai pencipta nilai dan agen pembangunan untuk mendukung kemajuan bangsa.
Menyikapi tantangan multidimensi yang kompleks, baik dari tingkat global maupun domestik, ia menyatakan bahwa BUMN perlu berkomitmen untuk memberikan nilai ekonomi dan sosial, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“BUMN harus berperan sebagai pencipta nilai dan agen pembangunan untuk memastikan keberlangsungan jangka panjang,” ujar Rofikoh dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (9/10/2024).
Ia menekankan bahwa BUMN tidak hanya berfungsi sebagai kontributor ekonomi, tetapi juga sebagai agen sosial dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta pelestarian lingkungan.
“Oleh karena itu, komitmen BUMN untuk memberikan nilai ekonomi dan sosial, serta menjaga kelestarian lingkungan, harus dipastikan keberlanjutannya,” tutur Rofikoh.
Ia juga mengapresiasi transformasi yang dilakukan BUMN sejak 2019 hingga 2024. Pada periode ini, berperan sebagai pengatur utama untuk meningkatkan kontribusi perusahaan negara, termasuk pembagian dividen dari laba.
Meskipun ada BUMN yang masih perlu perbaikan manajemen, menurut Rofikoh, banyak BUMN yang telah menunjukkan kemajuan signifikan melalui pengelolaan yang lebih baik.
“Transformasi BUMN yang paling jelas terlihat adalah perbaikan span of control melalui clustering, merger, dan holding, yang mengurangi jumlah BUMN dari 108 menjadi 41. Selain itu, sejumlah 88 proyek strategis nasional, yang merupakan inisiatif Kementerian BUMN, berhasil diselesaikan dengan baik,” ucapnya.
Fokus kuliah bisnis masa kini
Pada kesempatan yang sama, Dekan FEB UI Teguh Dartanto menjelaskan bahwa sebelumnya, kuliah bisnis hanya fokus pada profit.
Namun, kata dia, perspektif tersebut telah berkembang menjadi 3P, yaitu profit, people, and planet untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
Saat ini, konsep tersebut kembali diperluas menjadi 5P, yaitu people, planet, prosperity, peace, dan partnership.
“Tentunya menarik untuk diingat bahwa kita tidak hanya hidup sebagai makhluk ekonomi, tetapi juga sebagai makhluk sosial yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Masa depan ada di tangan kita, dan dunia bisnis tidak bisa hanya fokus pada keuntungan. Kita harus memikirkan bagaimana menciptakan dampak sosial yang positif,” ucap Teguh.
Dia menekankan bahwa FEB UI memiliki komitmen yang kuat dengan visi dan misi yang jelas untuk menciptakan sumber daya manusia yang inklusif, relevan, dan bereputasi.
Peran BRI ciptakan nilai ekonomi dan sosial
Dalam acara diskusi tersebut, Direktur Utama (Dirut) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau (BRI) Sunarso menjelaskan upaya BRI dalam menciptakan nilai ekonomi dan sosial sesuai dengan prinsip 5P yang diungkapkan Teguh.
“Alhamdulillah, kami menjalankan semua itu. Kami telah menyusun visi untuk mentransformasi BRI menjadi grup perbankan paling berharga di Asia Tenggara dan juara inklusi keuangan,” tuturnya.
Saat ini, BRI telah menyalurkan kredit mencapai Rp 1.300 triliun dan 82 persen dari jumlah tersebut dialokasikan untuk memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
BRI Group juga berhasil mengumpulkan 176 juta tabungan mikro, berkat sinergi Holding Ultra Mikro (UMi) dengan anak usahanya, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Selain Sunarso, Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI Bob Tyasika Ananta, juga membahas peran BSI dalam mewujudkan 5P.
Ia menjelaskan bahwa BSI telah diamanahi negara untuk menjadi lokomotif ekonomi syariah Indonesia yang bersaing secara global.
BSI berhasil masuk dalam peringkat 9 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada September 2024, lebih cepat dari target pemerintah untuk mencapai Top 10 pada 2025.
Bob menambahkan bahwa BSI adalah satu-satunya perusahaan pelat merah yang membayar zakat di luar pajak.
“Kontribusi zakat BSI sejak berdiri pada 2021 hingga sekarang mencapai Rp 790 miliar, dan pertumbuhan kinerja kami selalu double digit. BSI juga terus memperkuat dan memperbesar ekosistem syariah di Indonesia,” tuturnya.
Mengabdi untuk memajukan dunia pendidikan
MM FEB UI, di usianya yang ke-36, telah berkontribusi signifikan terhadap dunia pendidikan di Indonesia dengan melahirkan lebih dari 8.000 sumber daya manusia (SDM) yang kini memegang peranan penting di pemerintahan, perusahaan BUMN, swasta, serta di sektor wiraswasta.
Sepanjang perjalanan tersebut, MM FEB UI telah meraih berbagai pencapaian, termasuk akreditasi internasional bergengsi dari Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) dan Association of MBAs (AMBA).
Capaian tersebut tidak diraih dengan mudah, butuh pengorbanan, keteguhan, dan dukungan dari seluruh stakeholder MM FEB UI. Akreditasi ini menjadi simbol bahwa lulusan MM FEB UI setara dengan lulusan MBA dari universitas terbaik di luar negeri.
MM FEB UI berkomitmen untuk melahirkan calon pemimpin yang mampu bersaing di tingkat regional dan global melalui pembelajaran yang lebih relevan dan kegiatan edukasi dengan perspektif internasional. Hal ini sejalan dengan visi MM FEB UI, “To provide a practical and globally connected business and management education”.
Sebagai informasi, dalam diskusi tersebut, juga hadir Dirut PT LEN Industri (Persero) Bobby Rasyidin, Direktur Marketing and Consumer Experience PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Maya Watono, dan Direktur HC and Corporate Service PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Enny Kristiani.